Rabu, 06 Mei 2009

TARBIYAH


ISRAF

Oleh : Saptia Dian Novrika

“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya” (QS: Al Isra : 27)

Pengertian Israf

Menurut bahasa, Israf berarti, menafkahkan (membelanjakan) sesuatu tidak dalam rangka melaksanakan ketaatan (kepada Allah). Israf bisa juga berarti, berlebih-lebihan melewati batas
Sedangkan menurut istilah, Israf ialah, melampaui batas dalam hal makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, dll-nya, dan keinginan yang tersembunyi dalam jiwa manusia




Sebab-sebab Israf

Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang berperilaku Israf. Yang pertama adalah lingkungan keluarga. Contoh simple, anak cenderung mengikuti kebiasaan orang tuanya. Orang tyua yang biasa hidup boros, bermewah-mewahan, atau anak yang dibiasakan untuk mendapatkan semua kemauannya, maka dikala bersar, sifat trsebut biasanya tetap ia bawa.

Selain itu, perilaku Israf bisa juga disebabkan sesorang yang memperoleh kelapangan setelah ia mengalami kesulitan atau kesusahan. Misalnya orang yang sebelumnya kehidupan mereka susah. Namun karena hasil pertambangannya (TI-misalnya), hasil perkebunannya yang melimpah-ruah dengan harga yang tinggi (lada, karet dan sebagainya), yang bisa diperoleh dalam waktu yang relatife singkat, membuatnya kaya mendadak. Hal inilah yang kemudian membuatnya berperilaku berlebih-lebihan, membeli tidak dengan mempertimbangan urgensi atau sekedar untuk pamer-pamer.

Sabda Rasulullah SAW : “Maka bergembiralah dan berharaplah terhadap apa yang mudah bagimu. Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kamu, tetapi aku mengkhawatirkan atas kamu
dibentangkan dunia untuk kamu sebagaimana yang pernah dibentangkan bagi orang-orang sebelum kamu, lantas kamu berlomba-lomba memperebutkannya, lalu membinasakan kamu sebagaimana dahulu membinasakan mereka.” (HR. Bukhari).

“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah dan menarik). Dan sesungguhnya Allah menugaskan kamu untuk mengurusnya, lalu ia memperhatikan bagaimana kamu berbuat. karena itu berhati-hatilah terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap wanita. Karena mula pertama fitnah bagi Israil adalah para wanita.” (HR. Muslim).

Sebab ketiga, seseorang berperilaku Israf adalah bergaul/berkawan dengan orang-orang Israf. Akhlak seseorang biasanya bisa dilihat dari akhlak dengan siapa ia bergaul. Karena manusia itu biasanya meniru akhlak dan perangai kawannya, apalagi kalau pergaulan tersebut berlangsung lama. Karenan inilah salah satu urgensinya mengapa Islam menyuruh kita memilih teman yang selektif.

Lupa mencari bekal 'perjalanan'. Menuju ridha Allah SWT dan surga tidaklah dengan kemewahan, kenikmatan dan bersantai ria, tetapi harus ditempuh dengan kejantanan dan keperkasaan. Untuk itulah ia harus mencari bekal dan jika tidak ia akan terjatuh ke dalam Israf (Al Baqarah :214, Ali Imaran:142).

Sebab Israf lainnya juga bisa dikarenakan istri dan anak, lupa terhadap tabiat dunia. Tabiat kehidupan dunia ialah tidak tetap pada satu kondisi saja, tetapi selalu berubah-ubah dan berganti-ganti.

Sebab ketujuh adalah mereka yang memandang rendah pada nafsu. Nafsu selalu tunduk dan patuh menurut bimbingan dan tuntunan bila dilakukan dengan sungguh-sungguh, dan ia akan lepas control mengikuti syahwat jika dibiarkan dan tidak dikendalikan sungguh-sungguh. (QS Ar-Ra'ad:11, Asy Syamsi: 9-10, Al Ankabut:69)

Lupa terhadap kedahsyatan dan hal-hal yang menakutkan pada hari kiamat.

Sabda Rasulullah SAW. "Kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis."(HR. Bukhari) "Dan kamu tidak akan bersenang-senang dengan istri di atas tempat tidur." (HR Tirmidzi)

Lupa terhadap realita kehidupan yang dialami oleh manusia pada umumnya dan kaum muslimin khususnya juga akan menyebabkan seseorang berlaku Israf. Rahasia Rasulullah SAW selalu bersedih hati memikirkan masyarakat sebelum beliau diutus menjadi Rasul dan sesudahnya, sehingga Allah menegur dan melarangnya bersikap begitu. (QS. Al Kahfi:6, Asy Syu'ara:3, Fathir: 8)

Dan sebab terakhir, Israf bisa terjadi dikarenakan seseorang tidak menghiraukan akibat yang bakal terjadi.

Dampak dan Akibat Israf
Adanya sifat Israf ini, maka akan berdampak buruk bagi pengamalnya Dampak dan akibat perilaku israf antara lain :
1. Penyakit tubuh. Misalnya orang yang terlalu mengutamakan perut, sudah tentu berdampak pada timbulnya penyakit-penyakit seperti kolesterol, darah tinggi dan lain sebagainya.
2. Hati yang keras (Az Zumar:22)
Hati akan lembut dan menjadi lunak apabila perutnya lapar atau hanya makan sedikit.. Begitu sebaliknya.
“Dan banyak nian orang yang melakukan shalat malam, tetapi hasil dari shalatnya itu hanyalah begadang (tidak tidur malam).” (HR. Thabrani)
3. Lamban berfikir
“Apabila perut penuh, maka tidurlah akal.” (Orang-orang dahulu), maka ia kehilangan ciri khas sebagai manusia, yaitu daya pikir atau akalnya.
4. Aktifnya dorongan kejelekan dan dosa-dosa.
5. Mengalami keruntuhan mental (stress) ketika menghadapi cobaan dan kesulitan.
6. Tak menghiraukan orang lain karena hidupnya selalu diliputi kenikmatan-kenikmatan.
7. Menghadapi banyak pertanyaan dan pertanggungjawaban di hadapan Allah pada hari kiamat nanti. (QS. At Takatsur: 8)
Sabda Rasulullah, SAW : “Barang siapa yang dimunaqasyah (dihadapkan pertanyaan-pertanyaan) untuk dihisab pada hari kiamat, berarti ia telah disiksa.” (HR. Bukhari)
8. Terjatuh ke dalam usaha yang haram
“Semua Jasad (tubuh) yang tumbuh dari penghasilan yang haram, maka nerakalah yang lebih cocok untuknya.” (HR. Tirmidzi)
9. Menjadi saudara syetan. (QS. Al Isra (17): 27, Al Mujadilah (58) :19)
10. Terhalang untuk memperolah cinta Allah (QS. 6: 141, 7:31)

Jalan Mengobati Israf
1. Memikirkan dan merenungkan akibat dan bahaya Israf.
2. Mengenjdalikan nafsu, dan mengarahkan untuk memikul beban dan klesulitan seperti shalat malam, shadaqah, shaum sunat , dll.
3. Senantiasa memperhatikan sunnah dan perjalanan hidup Rasulullah SAW.
a. “Orang mukmin makan dengan satu unsur, sedang orang kafir dengan7 unsur.” (HR.BUkhari)
b. Aisyah menceritakan ; “Alas tidur Rasulullah SAW terbuat dari sabut dan isinya adalah ijuk.”(HR. Bukhari)
c. Aisyah,”Semenjak hijrah ke Madinah, keluarga Rasulullah SAW tidak pernah makan gandung hingga kenyang selama tiga hari berturut-turut (pastilah diselingi lapar). Demuikian keadaannya hingga beliau wafat.” (HR. Bukhari)
d. Do’a Rasulullah SAW, “Ya Allah berilah rizki kepada keluarga Muhammad berupa makanan pokok.” (HR. Bukhari)
4. Selalu memperhatikan kehidupan orang-orang salaf dari kalangan sahabat, mujahiddin dan ulama. Tidak berkeinginan terhadap duniawi kecuali seperlunya saja. Asal dapat digunakan untuk melaksanakan amalan-amalan bagi kepentingan ukhrawi.
5. Tidak menjalin persahabatan dengan orang-orang Israf.
6. Memiliki keinginan yang kuat untuk membina kepribadian istri dan anak-anaknya.
7. Selalu memikirkan dan merenungkan realita kehidupan manusia pada umumnya dan kaum muslimin khususnya.
8. Selalu mengingat dan memikirkan kematian dengan segala peristiwa yang menggiringnya, kengerian, kedahsyatan dan hal-hal yang menakutkan.
9. Selalu ingat karakter jalan hidup yang penuh beban dan penderitaan.

WALLAHU’ALAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar