Rabu, 06 Mei 2009

Babel Archie 2010





Dharma Wisata ke Pulau Ketawai

Menguak Potensi Pulau-pulau Babel

Mungkin benarlah pendapat orang-orang yang datang ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), bahwa keelokan alam dan potensinya tak kalah dibandingkan dengan daerah-daerah lain seperti Bali dan daerah-daerah wisata terkenal lainnya. Buktinya pantai-pantainya dikatakan sebagai salah satu daerah dengan pantai-pantai terbaik, dengan hamparan pasir putih dan landai. Selain pulau-pulau yang besar, Babel juga memiliki banyak pula-pulau kecil yang sangat indah. Salah satu pulau kecil nan indah tersebut adalah Pulau Ketawi, yang terletak di sebelah timur Pulau Bangka.
Potensi apa yang dimiliki pulau ini? Berikut hasil perjalanan koran ini bersama rombongan Dharma Wisata Bappeda Provinsi Babel yang dipimpin Kepala Bappeda Dr Ir Eko Cahyono MEng ke pulau ini Sabtu (25/12/2007) lalu.

------Bardian-BABELPOS, Pangkalpinang-------


PULAU Ketawi atau yang biasa disebut masyarakat Bangka dengan
Pulau Ketawai, adalah pulau terluas yang merupakan bagian dari gugusan pulau-pulau di sebelah timur Pulau Bangka. Pulau-pulau lain antara lain Pulau Panjang, Semujur, Yohara, Pulau Pasir (Gosong Asam) dan Pulau Bebuar. Di perairan sekitar pulau-pulau ini, terdapat karang-karang seperti Karang Gerek, Keranji, Teali, Gosong, Senara, Gosong Asam, Ketugar, Mentawi dan banyak lagi karang lainnya. Karang yang paling dekat dengan Ketawai adalah Karang Teali, Keranji dan Karang Gosong Asam.
Ketawi dengan luasnya sekitar 24 hektar ini, adalah pulau paling hijau diantara pulau-pulau lainnya. Hal ini dikarenakan seluruh pulau ini tertutup oleh rimbunnya pohon-pohon kelapa yang sengaja ditanam oleh penghuni dan pemilik lahan di pulau ini sejak puluhan tahun silam.
Dengan banyaknya Beting (gundukan pasir yang membentuk daratan akibat ombak dan arus) dan karang-karang yang menjadi tembok alam di sebelah timur pulau ini, tak terlalu terpengaruh oleh ganasnya ombak Laut Cina Selatan. Karena itulah pulau yang dikelilingi pantai berpasir putih ini, menjadi persinggahan para nelayan untuk beristirahat atau mengambil air dari 3 sumur peninggalan Jepang yang terdapat di pulau ini. Di sekitar tembok alam inilah menurut penuturan beberapa nelayan, seringkali terlihat rombongan lumba-lumba yang bermain.

Untuk ke Ketawai tidaklah sulit. Dari Pangkalpinang ke Kurau dengan kendaraan roda empat dibutuhkan sekitar 30 menit. Kemudian dari Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Kurau, dengan mengunakan kapal motor nelayan dengan sewa sekitar Rp 300 ribu sehari, yang bisa mengangkut sekitar 20-30 penumpang, dan hanya dibutuhkan sekitar 45 menit (jika kondisi laut agak tenang). Jarak dari Kurau ke pulau (Ketawai berhadapan langsung dengan Kurau-red) ini sekitar 13 km. Sementara dengan kapal cepat (jet foil) hanya dibutuhkan sekitar 20 menit dari Pantai Pasir Padi Pangkalpinang.


Di perairan antara Ketawai dengan pulau Bangka ini merupakan jalur lalu lintas kapal-kapal ukuran sedang baik penumpang maupun kapal barang dari atau menuju Tanjungpandan dan Jakarta.


Meski hanya pulau kecil, di pulau yang saat hanya dihuni sepasang suami isteri Puridin (90) dan Sarifah (60) ini, tak lagi gelap gulita jika malam hari. Hal ini karena disana tersedia 3 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), meskipun saat ini yang berfungsi hanya 1 unit saja. Dan bagi pengguna Telepon Seluler (Ponsel) juga tak usah khawatir jika ingin berhubungan dengan ‘dunia luar’, karena signal satelit sangat jelas.


Selain penjaga pulau ini, hampir setiap harinya, beberapa nelayan menginap di pulau yang memang tersedia cukup banyak pondok-pondok kecil untuk berteduh yang dibuat oleh pemilik lahan di sini.


Nelayan yang menginap di Ketawai, selain hanya untuk beristirahat atau memperbaiki kapal atau perahunya, juga ada yang memang mencari ikan-ikan dan cumi-cumi (sutong) yang memang banyak di perairan ini, seperti yang dilakukan Rapusi (50), warga Tanjung Gunung asal Buton, yang setiap hari mencari sutong (Nyutong) diatas terumbu karang disekitar pulau.


“Saya ni pacak dikatakan setengah menetaplah isini, ku jareng pulang, tiap malem

nyarik sutong. Kelak e pagi-pagi ada yang ngambek sutong e ke sini,” ujarnya.
Selama ini menurut Puridin, pulau ini sering dikunjungi wisatawan local dari beberapa desa di Bangka yang datang secara rombongan. “Hampir tiap minggu banyak yang datang, apalgi musim-musim liburan. Dulu pernah ada sekitar 20 orang yang berkemah disine,” ujarnya.
Di Pulau Ketawai ini, dulu menurut Puridin pernah ada investor asal Singapur yang mengembangkan tambak ikan Kerapu. Namun entah mengapa sekarang tidak ada lagi.

Ketika Babel Pos bersama sama Kepala Bappeda dan beberapa anggota rombongan lainnya berkeliling pulau ini dengan mengitari pantai, di pingir-pinggir pantai terlihat sangat banyak ikan-ikan kecil yang bergerombol dan membentuk barisan yang sangat panjang di pantai, yang dari jauh terlihat seperti barisan hitam. Dipantai sendiri terlihat bekas-bekas biota laut seperti kulit kerang-kerang dengan ukuran yang cukup besar. Selain itu rumput laut juga cukup banyak terdampar dipinggir pantai yang terikut arus laut.


Kapal Asing
Berlimpahnya hasil laut di perairan ini, rupanya tak hanya dimanfaatkan oleh nelayan-nelayan local tetapi juga nelayan-nelayan asing seperti dari Thailand dan Taiwan. Nelayan-nelayan asing inilah yang lebih ditakuti nelayan local dibandingkan ganasnya lautan. Seperti diceritakan oleh Rusli warga Kurau yang sering ke pulau ini. “Seringkali dan hampir tiap malam, ada kapal asing yang cukup besar, mungkin kapal induk e, yang bersauh tak jauh dari pulau ini, menunggu kapal-kapal mereka yang lebih kecil yang pulang dari menangkap ikan. Kapal-kapal inilah menjadi kapal pengumpul. Kalok kapal kita berani neket (mendekat) ke kapal itu akan mereka tembak. Kapal-kapal kecil mereka sering kali terlihat dari sine siang, kalok nelayan disine lah tahu gale karena kapal tu bentuk e agak lain dibanding kapal kita disine,” ungkapnya seraya menjelaskan bahwa kapal-kapal besar nelayan asing itu sering bersauh di bagian Timur Pulau

Diterangkannya pula, kapal asing itulah yang seringkali menyebabkan hancurnya perairan disini karena mereka umumnya menggunakan trawl (pukat harimau) atau peralatan lain yang merusak.


“Bayangkan bai, sekali angkat pukat tu,pacak puluhan ton ikan dari yang besak hingga yang kecil termasuk kareng-kareng banyek yang tecabut,” sesalnya seraya mengatakan baha pihak Kamla) keamanan Laut dari AL-red) sendiri terlihat tak berani menindak karena peralatan yang tak memadai.


“Ikak tingok bailah kapal punya AL di PPI (Pelabuhan Pendaratan Ikan) Kurau tu, hanya speed boot yang dinding e dari papan setebel buluh di dinding umah ni,” ujarnya


Akan Dijual
Bagaimana pendapat Kepala Bappeda Babel Dr Ir Eko Cahyono MEng setelah melihat dan berkeliling pulau ini?”Kita akan tawarkan ke investor,” ujarnya.

Untuk bisa menawarkan Ketawai kepada investor maka menurut Eko harus dibuat rencana kasar atau ‘site plan’ pulau ini. “Meskipun masih kasar, tapi yang penting kita sudah bisa tawarkan kepada mereka dan memberikan gambaran umum pulau ini. Berapa luasnya, bagaimana aksesbilitasnya, bagaimana potensinya, bagaimana faslitas disana seperti ketersediaan air bersih. Jadi direncana kasar ini akan kita gambarkan dimana letak yang baik untuk dermaga, dimana laut yang landai untuk berenang, nginepnya dimana,” ujar Eko.


Kalau melihat potensi Ketawai, maka menurut Eko, pulau ini bisa dikembangkan untuk wisata bahari multipurpose seperti untuk berenang, bersantai, selancar angina. “Dan disini kan banyak karang-karang yang indah dan pulau-pulau kecil yang indah kita bisa manfaatkan untuk menyelam (diving).”


Dipaparkan Eko, melihat keadaan Pulau Ketawai, maka pemandangan yang paling bagus ada disebelah utara pulau yang menghadap Pulau Gosong Asam. Karena selain pemandangan kearah pulau yang indah, pantainya juga paling landai dan berpasir putih dan bersih. Selain itu, ombak dipantai sebelah utara ini juga sangat tenang, ditambah lagi ikan-ikan yang terlihat sangat banyak bermain di pinggir-pinggir pantai yang airnya sangat jernih. “Di sebelah utara ini sangat cocok dibangun cottages seperti di Parai itu,” tandas Eko.


Makhluk Halus
Buka hanya potensi yang ‘terlihat’ saja yang dimiliki Ketawai. Bagi pencinta Kismis (Kisah Misteri) juga bisa ‘berwisata’ ke tempat ini. Berdasarkan Cerita Puridin dan Isteri, di pulau ini paling tidak ada 3 makhluk halus yang sering menampkkan diri.

“Yang pertama adalah sering menampakkan diri sebagai cewek cantik. Dulu ada seorang bos kepiting yang pernah bertemu dengan cewek yang mengaku bernama Rohana. Kata die (bos kepiting itu-red) Rohana mengaku tinggal di sebelah timur pulau dan pernah mengajaknya untuk mampir kerumahnya padahal waktu itu sekitar jam 12 malam,” ceritanya.


Mahluk yang bernama Rohana ini menurut Puridin sering terlihat di jalan setapak di depan pondok mereka dengan rambut tergerai sepanjang pinggang dan nampaknya terlihat sangat cantik. Ketika menampakkan diri Rohana menggendong seekor kucing.


Selain Rohana, juga di pulau ini sering nampak kakek-kakek berjanggut panjang hingga ketanah dan seorang kakek-kakek seperti pak haji dengan pakaian putih-putih dan bersorban putih, yang sering muncul dari sebelah selatan pulau.


“Tapi mereka ini tak pernah mengganggu pengunjung yang datang kesini, asalkan pengunjung itu tak mengganggu atau ingin berniat yang kotor. Kalau ingin kencing dan berak mesti permisi dan untuk yang ingin berak harus ditanam atau ditoimbun lagi, jangan dibiarkan. Dulu pernah ada orang yang serampangan. Meski telah kami ingatkan, tapi die keras kepala. Akibatnya die tak bisa berangkat dari beraknya. Baru setelah die minta maaf dan ditolong, die bise sembuh. Kami juga dulu, tige orang dating kesine, kawan tu ternyata sering berbuat kotor dan menghamili nak gadis orang, entah macem nek kesitu nek nanyak nomor, entah macem mane tiba-tiba dari atas batang pohon Sawi yang sangat besar, die ditimbun kek pasir. Kan aneh dari bateng pohong tumpah pasir yang nyaris menimbunnya,” cerita Puridin.


Penjaga Pulau
Puridin dan isterinya bisa dikatakan sebagai Penjaga Pulau Ketawai. Sebagaimana mereka tuturkan kepada anggota rombongan dan termasuk koran ini, sejak sekitar 30 tahun lampau mereka telah mendiami pulau ini. “Sekitar 7 tahun setelah menikah, kami datang kesini. Jadi kami ni termasuk orang-orang pertama yang diem disini. Selain kami ade pak Rasyid (almarhum), H Djamaluddin dan H Marwah yang merintis tinggal di pulau ini. Tapi sekarang tinggal kami bai,” ujar Puridin dengan logat Madura-nya yang khas.

Puridin yang mempunyai 2 anak perempuan yang sekarang tinggal di Desa tanah Merah Bangka Tengah ini awalnya datang ke pulau ini diajak oleh H DJamaluddin. Mantan pegawai PU Pangkalpinang ini bersama-sama H Djamaluddin, H Marwah dan Rasyid sedikit demi sedikit menanam kelapa. Saat ini pohon kelapa yang dimiliki Puridin ada sekitar 1000 batang di sekitar 4 hektar lahan yang dimilikinya.


Dari mengumpulkan kelapa inilah Puridin menghidupi anak isterinya. Sehgari-hari ia bisa mengumpulkan sekitar 200 butir kelapa yang dijualnya kepada pedagang pengumpul yang datang ke pulau ini beberapa kali seminggu. Kelapa yang dijualnya ini terkadang masih berupa butiran atau bisa juga sudah menjadi kopra. “Tergantung harganya lah. Kalau kopra lebih mahal, kita jual kopra. Tapi jika butir lebih menguntungkan, kita jual butiran,” ujar lelaki yang meskipun sudah berumur tua ini, namun masih gagah dan lancar berbicara.

Bahan makanan sendiri tidaklah sulit diperoleh. Dari pedagang yang mengambil kelapanya, Puridin bisa menitipkan bahan makanan pokok seperti beras, gula, kopi, garam dan bumbu-bumbu termasuk minyak tanah. Selain kelapa, untuk kebutuhan sehari-hari Puridin dan isteri juga bertanam ubi kayu, pisang dan kacang tanah.

Pondok yang ditempati Puridin dan Isteri serta beberapa pondok lainnya ini berupa rumah panggung yang berdinding dan berlantai bambo dan beratapkan daun nipah atau kelapa.

Dharma Wisata

Kunjungan sekitar 50 pegawai Bappeda ini sebenarnya adalah da;lam rangka berdharma wisata sembari melakukan survey untuk melihat potensi pulau. Rombongan ini berangkat dengan 2 buah bus, 1 mobil pick up pengangkut perlengkapan dan ransum dan 1 mobil kendaraan dinas kepala Bappeda. Berangkat dari Panti Wangka Pangkalpinang sekitar pukul 07.05 WIB dan tiba di PPI Kurau sekitar pukul 07.45 WIB. Di sana sudah menunggu 3 kapal motor dan sekitar pukul 08.15 WIB rombongan pun berangkat ke Pulau Ketawai dan tiba di Ketawai sekitar pukul 09.15 WIB.


Setelah makan siang sekitar pukul 11.40 WIB, rombongan berkeliling pulau dipimpin Kepala Bappeda. Mulai dari sebelah Barat pulau berjalan kaki menyisiri pantai searah jarum jam. Sekitar 15 menit berjalan, terlihat Pulau Pasir (kalau dipeta sedangkan menurut nelayan pulau itu bernama Pulau Gosong Asam-red) yang sangat indah. Dan sekitar pukul 12.30 WIB, rombongan telah sampai di tempat pertama berjalan. Jika dilihat dari Global Position System (GPS) yang dibawa rombongan, maka keliling pulau ini sekitar 2 km.


Sekitar pukul 15.15 WIB, rombongan pun berangkat pulang. Jika ketika berangkat perjalanancukup tenang, lainhalnya ketika pulang. Ombak yang cukup besar membuat kapal motor terpaksa memperlambat lajunya dan tiba di PPI pun baru sekitar pukul 16.40 WIB.(BARDIAN)

[+/-] Selengkapnya...

KARYA TULIS



Wartawan Babel Pos Bardian Saat Menerima Penghargaan dan Hadiah dari VP Pelumas Pertamina.
foto : ist

Wartawan Babel Pos Pemenang
Lomba Artikel Pelumas Pertamina

~ Satu-satu Pemenang dari Luar Pulau Jawa

SETELAH hampir setahun sejak dibukanya lomba, akhirnya Rabu (14/1) lalu, pemenang lomba penulisan berita dan artikel Pelumas Pertamina untuk wartawan se-Indonesia serta Olimart Award, diumumkan. Pengumuman pemenang dilaksanakan di Gedung Oil Center Lantai 6, Pertamina Pelumas, Jakarta.

Hal yang cukup membanggakan adalah, salah satu dari 7 pemenang adalah Bardian STP, wartawan sekaligus Redaktur Pelaksana Harian Babel Pos (JPNN Grup).


Dengan kemenangan Bardian ini, berarti juga satu-satunya media yang berasal dari luar Pulau Jawa. Sementara pemenang lainnya media nasional dan lokal yang ada di Pulau Jawa. Seperti dari Republika, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Neraca, Wanita Indonesia, dan Berita Kota.
Menariknya pula, meski pemenang terdiri dari 7 orang, namun semuanya oleh dewan juri yang terdiri dari Arswendo Atmowiloto (Ketua merangkap anggota), Hedy Lugito (anggota), Ma'ruf Samudra (anggota) memutuskan ke 7 pemenang menjadi juara Favorit.

Hadir untuk menyerahkan hadiah dan penghargaan kepada pemenang antara lain Pimpinan Pertamina Pelumas, Hendrato Try Y dan Afandy, pihak Indodata Pratama yang menjadi Even Organizer Lomba Penulisan Berita dan Artikel Pelumas Pertamina, serta Olimart Award, dan para pemenang lomba.

Pada kesempatan tersebut, VP Pertamina Pelumas Hendrato Try Y dalam sambutannya berharap, dengan adanya lomba penulisan berita tentang Pelumas Pertamina ini, akan memacu para wartawan untuk lebih mengetahui dan memperdalam wawasan tentang Pelumas Pertamina. Hal ini menurutnya sangat penting agar Pelumas yang diproduksi dalam negeri namun berkualitas international ini lebih dikenal masyarakat luas.

"Bagaimanapun kita ingin masyarakat tahu bahwa Pelumas Pertamina adalah produk dalam negeri yang berkualitas," ujarnya.

Para pemenang, baik lomba penulisan berita dan artikel maupun Olimart Award dalam kesempatan tersebut, selain diberikan cenderamata, piagam juga sejumlah bonus. (red/babelpos)


Pemenang Lomba Penulisan Berita & Artikel
Pelumas Pertamina

NO. NAMA HARIAN

1. Bardian Babel Pos
2. Bidrmannata Republika
3. Prayogo P Harto Neraca
4. Alfons Suhadi Kedaulatan Rakyat
5. Agus Sulaeman Berita Kota
6 Dewi S. Muchtar Wanita Indonesia
7 H. Satrio Widianto Pikiran Rakyat

[+/-] Selengkapnya...

TARBIYAH


ISRAF

Oleh : Saptia Dian Novrika

“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya” (QS: Al Isra : 27)

Pengertian Israf

Menurut bahasa, Israf berarti, menafkahkan (membelanjakan) sesuatu tidak dalam rangka melaksanakan ketaatan (kepada Allah). Israf bisa juga berarti, berlebih-lebihan melewati batas
Sedangkan menurut istilah, Israf ialah, melampaui batas dalam hal makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, dll-nya, dan keinginan yang tersembunyi dalam jiwa manusia




Sebab-sebab Israf

Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang berperilaku Israf. Yang pertama adalah lingkungan keluarga. Contoh simple, anak cenderung mengikuti kebiasaan orang tuanya. Orang tyua yang biasa hidup boros, bermewah-mewahan, atau anak yang dibiasakan untuk mendapatkan semua kemauannya, maka dikala bersar, sifat trsebut biasanya tetap ia bawa.

Selain itu, perilaku Israf bisa juga disebabkan sesorang yang memperoleh kelapangan setelah ia mengalami kesulitan atau kesusahan. Misalnya orang yang sebelumnya kehidupan mereka susah. Namun karena hasil pertambangannya (TI-misalnya), hasil perkebunannya yang melimpah-ruah dengan harga yang tinggi (lada, karet dan sebagainya), yang bisa diperoleh dalam waktu yang relatife singkat, membuatnya kaya mendadak. Hal inilah yang kemudian membuatnya berperilaku berlebih-lebihan, membeli tidak dengan mempertimbangan urgensi atau sekedar untuk pamer-pamer.

Sabda Rasulullah SAW : “Maka bergembiralah dan berharaplah terhadap apa yang mudah bagimu. Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kamu, tetapi aku mengkhawatirkan atas kamu
dibentangkan dunia untuk kamu sebagaimana yang pernah dibentangkan bagi orang-orang sebelum kamu, lantas kamu berlomba-lomba memperebutkannya, lalu membinasakan kamu sebagaimana dahulu membinasakan mereka.” (HR. Bukhari).

“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah dan menarik). Dan sesungguhnya Allah menugaskan kamu untuk mengurusnya, lalu ia memperhatikan bagaimana kamu berbuat. karena itu berhati-hatilah terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap wanita. Karena mula pertama fitnah bagi Israil adalah para wanita.” (HR. Muslim).

Sebab ketiga, seseorang berperilaku Israf adalah bergaul/berkawan dengan orang-orang Israf. Akhlak seseorang biasanya bisa dilihat dari akhlak dengan siapa ia bergaul. Karena manusia itu biasanya meniru akhlak dan perangai kawannya, apalagi kalau pergaulan tersebut berlangsung lama. Karenan inilah salah satu urgensinya mengapa Islam menyuruh kita memilih teman yang selektif.

Lupa mencari bekal 'perjalanan'. Menuju ridha Allah SWT dan surga tidaklah dengan kemewahan, kenikmatan dan bersantai ria, tetapi harus ditempuh dengan kejantanan dan keperkasaan. Untuk itulah ia harus mencari bekal dan jika tidak ia akan terjatuh ke dalam Israf (Al Baqarah :214, Ali Imaran:142).

Sebab Israf lainnya juga bisa dikarenakan istri dan anak, lupa terhadap tabiat dunia. Tabiat kehidupan dunia ialah tidak tetap pada satu kondisi saja, tetapi selalu berubah-ubah dan berganti-ganti.

Sebab ketujuh adalah mereka yang memandang rendah pada nafsu. Nafsu selalu tunduk dan patuh menurut bimbingan dan tuntunan bila dilakukan dengan sungguh-sungguh, dan ia akan lepas control mengikuti syahwat jika dibiarkan dan tidak dikendalikan sungguh-sungguh. (QS Ar-Ra'ad:11, Asy Syamsi: 9-10, Al Ankabut:69)

Lupa terhadap kedahsyatan dan hal-hal yang menakutkan pada hari kiamat.

Sabda Rasulullah SAW. "Kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis."(HR. Bukhari) "Dan kamu tidak akan bersenang-senang dengan istri di atas tempat tidur." (HR Tirmidzi)

Lupa terhadap realita kehidupan yang dialami oleh manusia pada umumnya dan kaum muslimin khususnya juga akan menyebabkan seseorang berlaku Israf. Rahasia Rasulullah SAW selalu bersedih hati memikirkan masyarakat sebelum beliau diutus menjadi Rasul dan sesudahnya, sehingga Allah menegur dan melarangnya bersikap begitu. (QS. Al Kahfi:6, Asy Syu'ara:3, Fathir: 8)

Dan sebab terakhir, Israf bisa terjadi dikarenakan seseorang tidak menghiraukan akibat yang bakal terjadi.

Dampak dan Akibat Israf
Adanya sifat Israf ini, maka akan berdampak buruk bagi pengamalnya Dampak dan akibat perilaku israf antara lain :
1. Penyakit tubuh. Misalnya orang yang terlalu mengutamakan perut, sudah tentu berdampak pada timbulnya penyakit-penyakit seperti kolesterol, darah tinggi dan lain sebagainya.
2. Hati yang keras (Az Zumar:22)
Hati akan lembut dan menjadi lunak apabila perutnya lapar atau hanya makan sedikit.. Begitu sebaliknya.
“Dan banyak nian orang yang melakukan shalat malam, tetapi hasil dari shalatnya itu hanyalah begadang (tidak tidur malam).” (HR. Thabrani)
3. Lamban berfikir
“Apabila perut penuh, maka tidurlah akal.” (Orang-orang dahulu), maka ia kehilangan ciri khas sebagai manusia, yaitu daya pikir atau akalnya.
4. Aktifnya dorongan kejelekan dan dosa-dosa.
5. Mengalami keruntuhan mental (stress) ketika menghadapi cobaan dan kesulitan.
6. Tak menghiraukan orang lain karena hidupnya selalu diliputi kenikmatan-kenikmatan.
7. Menghadapi banyak pertanyaan dan pertanggungjawaban di hadapan Allah pada hari kiamat nanti. (QS. At Takatsur: 8)
Sabda Rasulullah, SAW : “Barang siapa yang dimunaqasyah (dihadapkan pertanyaan-pertanyaan) untuk dihisab pada hari kiamat, berarti ia telah disiksa.” (HR. Bukhari)
8. Terjatuh ke dalam usaha yang haram
“Semua Jasad (tubuh) yang tumbuh dari penghasilan yang haram, maka nerakalah yang lebih cocok untuknya.” (HR. Tirmidzi)
9. Menjadi saudara syetan. (QS. Al Isra (17): 27, Al Mujadilah (58) :19)
10. Terhalang untuk memperolah cinta Allah (QS. 6: 141, 7:31)

Jalan Mengobati Israf
1. Memikirkan dan merenungkan akibat dan bahaya Israf.
2. Mengenjdalikan nafsu, dan mengarahkan untuk memikul beban dan klesulitan seperti shalat malam, shadaqah, shaum sunat , dll.
3. Senantiasa memperhatikan sunnah dan perjalanan hidup Rasulullah SAW.
a. “Orang mukmin makan dengan satu unsur, sedang orang kafir dengan7 unsur.” (HR.BUkhari)
b. Aisyah menceritakan ; “Alas tidur Rasulullah SAW terbuat dari sabut dan isinya adalah ijuk.”(HR. Bukhari)
c. Aisyah,”Semenjak hijrah ke Madinah, keluarga Rasulullah SAW tidak pernah makan gandung hingga kenyang selama tiga hari berturut-turut (pastilah diselingi lapar). Demuikian keadaannya hingga beliau wafat.” (HR. Bukhari)
d. Do’a Rasulullah SAW, “Ya Allah berilah rizki kepada keluarga Muhammad berupa makanan pokok.” (HR. Bukhari)
4. Selalu memperhatikan kehidupan orang-orang salaf dari kalangan sahabat, mujahiddin dan ulama. Tidak berkeinginan terhadap duniawi kecuali seperlunya saja. Asal dapat digunakan untuk melaksanakan amalan-amalan bagi kepentingan ukhrawi.
5. Tidak menjalin persahabatan dengan orang-orang Israf.
6. Memiliki keinginan yang kuat untuk membina kepribadian istri dan anak-anaknya.
7. Selalu memikirkan dan merenungkan realita kehidupan manusia pada umumnya dan kaum muslimin khususnya.
8. Selalu mengingat dan memikirkan kematian dengan segala peristiwa yang menggiringnya, kengerian, kedahsyatan dan hal-hal yang menakutkan.
9. Selalu ingat karakter jalan hidup yang penuh beban dan penderitaan.

WALLAHU’ALAM

[+/-] Selengkapnya...

HANYA DI BANGKA BELITUNG



BATU SATAM


Firman Zulkarnaen, Pengrajin Batu Satam Batu Meteor

20 Tahun Menjadi 'Panglima Satam', Langganan NASA

Kekhasan Batu Hitam atau Tektite Pulau Belitung atau yang dikenal masyarakat dengan Batu Satam, telah menarik hati Firman Zulkarnaen sebagai pengrajin cinderamata Batu Satam. Dan kemarin, bertempat di salah satu stand Babel Expo 2009, 'Raja Satam' ini merayakan 20 tahun dirinya sebagai pengrajin batu yang telah menarik perhatian National Aeronautics and Space Administration (NASA), Sebuah Lembaga Antariksa milik Amerika Serikat tersebut.

KEMARIN kepada wartawan, Firman mengaku kerap mengibaratkan dirinya sebagai 'Bupati Satam' atau 'Panglima Satam'. Hal itu menurutnya semata–mata agar promosi hasil kerajinan batu yang disinyalir hanya ada di Belitung tersebut lebih muda. Dan kegiatan in, sebagai pengrajin, sudah mulai dilakukannya sejak Juni 1989. “Ini momen penting, saya hampir 20 tahun memasarkan di seluruh Indonesia hampir semuanya. Yang belum Sulsel, Aceh dan Medan. Untuk Asean semuanya sudah, Asia itu Jepang dan Hongkong sudah, dan saya punya enam orang tenaga kerja,” ungkapnya.

Di sebuah stand pameran Babel Expo, Firman sempat memperlihatkan CD tentang dirinya yang diliput oleh salah satu chanel TV Malaysia yang mengulas potensi pariwisata juga lagu dengan bahasa Belitung. Firman dalam liputan tersebut menceritakan Batu Satam, yang pengambilan lokasi syuting Video Klip di Belitung.

Istri dari Rodianah dengan 3 orang anak dan 5 orang cucu tersebut juga ternyata telah banyak meraih penghargaan. The Best Asea Citra A Word, Top Business Development Citra, adalah 2 diantara banyak penghargaan yang telah ia terima. Ia pun kerap mendapatkan penghargaan dari even tingkat nasional seperti ketika mengikuti even–even pameran.
Sebenarnya menurut Firman, bisnis yang digelutinya saat ini, dimulainya dengan coba–coba. Tapi meski Batu Satam ini dibisniskannya, namun Firman menolak dikatakan pedagang Batu Satam. “Kalau pedagang batu satam itu banyak. Tapi kalau pengrajin, dimana batu satam tadi sudah diolah terlebih dahulu menjadi cincin, pena, tongkat komando dan berbagai macam bentuk seperti bross,itu jarang,” sambung penggemar olah raga Tenis Meja ini.
Apakah pernah menularkan kemampuannya mengolah kerajinan batu satam ini? "Pernah," ujar Firman. Hanya saja menurutnya, para remaja Belitung tidak mau menjadi pengrajin. "Mereka gengsi. Mereka lebih memilih menjadi pegawai, walau pun honor jadilah. Dulu Waktu kita mendapat orderan cukup besar dari Brunei Darusallam, maka ada sekitar 20 orang yang hendak saya didik. Namun ternyata mereka tidak mau meneruskannya. Sehingga modal Rp 10 juta harus raib begitu saja," katanya sembari menegaskan bahwa 20 tahun ia menjual Batu Satam, dan bukan menjual khasiat. "Kalau ada khasiat, Subhanallah....itu kekuasaan Allah SWT,” lanjutnya sembari mengatakan kalau Batu Satam sudah mendapatkan sertifikat analisis.
Seperti halnya usaha lainnya, usaha Batu Satam atau Tektite Pulau Belitung aliasBillitonite, atau sering pula disebut Batu Meteor ini juga mengalami pasang-surut. Selama 20 tahun dia mengembangkan usaha Batu Satam, ia pernah mengalami kerugian. Tapi dia mengaku selama di stand Pameran Babel Expo 2009 ini dia sudah mendapatkan untung Rp 40 juta sampai Sabtu (7/3) lalu. Lalu adakah kunci kesuksesan bisnisnya?
Ternyata Firman Zulkarnaen, si Pengrajin Batu Satam menghindari 5 hal dan melaksanakan 5 hal pula. Yang tidak dia kerjakan adalah syirik, musyrik, sombong, takabur dan berbohong. Sementar 5 yang dia kerjakan adalah sholat 5 waktu. “Ini semua rezeki dari Allah SWT,” ujarnya.
Sebenarnya, aku Firman, dari profesinya sebagai Pengrajin Batu ini, ia sudah mendapatkan penghasilan yang boleh dikatakan tetap. Serbuk Batu Satam yang seharusnya menjadi limbah dari hasil sisa batu satam yang telah diolahnya, ternyata memiliki nilai ekonomis. Setiap 1 ons serbuk ini dihargai Rp 1 juta oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA), Sebuah Lembaga Antariksa milik Amerika Serikat tersebut. Setiap 2 tahun sekali agen NASA mengambil sebanyak 4 ons serbuk ini. “Awalnya mereka membeli bongkahan batu, lalu dilebur dan dipisahkan antara kandungan zat bumi dan kandungan luar angkasa. Nah kemudian dia pengen beli lagi. Saya bilang dari pada mubazir batu yang jadi untuk dihancurkan, mending yang sudah jadi serbuk saja. ternyata mereka mau dan menghargainya Rp 1 juta per ons,” paparnya.
Ada lagi keunikan lainnya. Firman saat ini memiliki 2 batu satam yang baru dia dapatkan 2007 lalu. Lewat sebuah mimpi, dia dibangunkan dan saat itu dia menganggap itu hanya bunga mimpi saat ada orang memanggil namanya, dan meminta dia untuk melihat Batu Satam di tokonya. Ketika kupingnya disentilah dia baru tersadar, kemudian melihat sebuah batu kecil bertulisan Allah di tempat Batu Satam miliknya. Selang 3 bulan, kemudian hal serupa terjadi dan dia mendapati batu satam bertulisan Muhammad. “Boleh percaya boleh tidak sudah ada yang menawarkan ini dengan satu unit mobil dan satu unit rumah, tapi saya tidak jual,” kata Firman seraya memperlihatkan 2 batu tersebut.
Boleh percaya boleh tidak, pula, terhadap ceritanya, kata Firman. Karena memang banyak bagian–bagian dari ceritanya yang cukup aneh. Pernah ada warga Negara dari Jepang dan Jerman yang mencoba untuk mencari batu tersebut dengan menggunakan detector, akan tetapi tidak menemukan satu pun. Bahkan dia bukan tidak pernah mencoba mencarinya sendiri. Saat itu dengan buldoser dia keluarkan uang Rp 7 juta, dan tidak satu pun batu satam dia dapati. “Rezeki kita memang sudah dibagi–bagi. Milik saya itu dari dagang sama kerajinan. Penemunya itu rezeki orang lagi,” tukasnya.

SA Artinya Pasir, TAM Berarti Empedu

Mengapa Batu Satam bernilai jual dan menarik perhatian banyak orang? Apa sih keistimewaannya? Dari lembaran kertas yang disampaikan Firman 'Panglima Satam' Zulkarnaen kepada Koran ini, disebutkan bahwa Billitonite atau yang biasa dikenal dengan batu satam adalah sejenis batu yang bisa ditemukan di Pulau Belitung. Batu tersebut hanya bisa ditemukan secara kebetulan ketika para penambang timah sedang menggali bijih timah di lokasi pertambangan darat di Pulau Belitung.
Hal yang unik dari batu ini yaitu, di beberapa daerah penghasil bijih timah di Indonesia bahkan di dunia jenis batuan ini tidak bisa ditemukan terkecuali di Pulau Belitung. Pada tahun 1921 seorang dari Belanda bernama Ir N Wing Easton dari akademi Amsterdam di Belanda menamakan batu ini 'Billitonite' yang artinya batu dari Belitung (berasal dari bahasa Belanda). Sedangkan nama SATAM berasal dari bahasa Cina SA artinya Pasir dan Tam artinya Empedu. Jadi Satam adalah Empedu Pasir kata orang-orang Cina yang berada di Belitung.
Billitonite atau Batu Satam, orang-orang juga biasanya menyebutnya dengan sebutan Batu Hitam, diduga berjuta-juta tahun yang lalu sebuah meteor diperkirakan meledak di angkasa karena pergesekan dengan udara bagian (pecahan) dari meteor tersebut jatuh bagaikan hujan partikel yang berkilap-kilap dengan membeku bagaikan batu kaca yang menyebar ke segala penjuru permukaan bumi seperti di Indonesia yakni di Pulau Belitung, Jawa dekat Solo serta negara-negara lain seperti Australia, Cekoslawakia dan Arab.
Masih dari lembaran kertas yang mengutip isinya merupakan kutipan buku 'DE ONTWIKKLING VAN HET BILLITON-MAATSCHAPPIJ by DOOR J C MOLLEMA dengan penerbit S GRAVENHAGE, MARTINUS NIJHOFF 1992, yang diberikan Firman kepada Babel Pos dan semua pengunjung Warna hitam dari batu ini berasal dari percampuran dengan zat asam Karbon dan zat Mangan. Sedangkan ukir-ukiran yang indah dan terdapat pada permukaan batu ini terjadi melalui proses alami yang tergesek melalui arus di bawah tanah pada lapisan tanah dengan kedalaman kurang lebih 50 meter.
Keindahan ukiran pada batu yang terbentuk secara alami inilah menurut Firman, yang sering menarik perhatian orang, untuk mempadu-padankannya dengan berbagai aneka perhiasan seperti cincin, giwang, bros dan kalung. Bahkan beberapa pejabat dari TNI maupun Polri, sering memanfaatkan Batu Satam sebagai penghias Tongkat Komando mereka. "Ini salah satu yang dipesan salah seorang Perwira Polri di Babel," ujar Firman sembari menunjukkan tongkat komando yang dimaksud, yang di salah satu ujungnya telah dipasangi Batu Satam seukuran jempol kaki.
Di lembaran kertas yang sama disebutkan bahwa menurut penelitian ilmuwan sekitar 700 ribu tahun lalu sebuah meteor jatuh ke bumi Indonesia seperti Kalimantan, Jawa dan Belitung. Di pulau yang disebut terakhir, pecahan meteor tertancap ada kedalaman 50 meter di bawah permukaan tanah di kawasan Desa Buding Kecamatan Kelapa Kampit. Pertama kali Batu Satam ditemukan pada 1973, saat penambangan timah secara kebetulan. Sejak saat itu masyarakat sekitar terus menambang satam dan menjadikannya anek perhiasan seperti cincin, giwang dan liontin.
Di antara pengerajin itu Firman muncul ke permukaan sebagai duta promosi satam sebagai cinderamata khas pulau Belitung ke berbagai penjuru indonesia dan mancanegara, ia menggelar pameran hasil kerajinannya dari pameran ke pameran, baik berskala nasional maupun internasional. Selain sejumlah kota di Indonesia, ia pernah merambah Malaysia, Singapura, Brunai, Hongkong dan Jepang. Dan saat ini sudah 20 tahun Firman melalang buana ke berbagai negara untuk mempromosikan Batu Satam.
Konsistensi mantan pegawai honorer PT. Timah Tbk ini terhadap kerajinan yang mengangkat nama Pulau Belitung ke kancah internasional ini pun menuai sejumlah penghargaan. Di antaranya Asean Development Citra Award 2007-2008. Sejumlah menteri dan pejabat tinggi turut membubuhi tanda tangan di atas piagam penghargaan yang diterimanya seperti Jero Wacik, M Ma'ruf, Saifullah Yusuf, Sofyan Jalil, Agum Gumelar, Sutiyoso, M Hidayat dan Indriani (presiden CEO APC).
Terlepas dari semua keunikan dan keindahannya, sebagian orang malah percaya bahwa Batu Satam memiliki khasiat sebagai penolak racun, jin dan syaithon. Namun seperti ditegaskan Firman Zulkarnaen, sang pengrajin Batu Meteor, "20 tahun, saya menjual Batu Satam. Dan bukan menjual khasiat. Kalau ada khasiat, Subhanallah....itu kekuasaan Allah SWT,” ujarnya
Dan apapun bentuknya, Satam telah menjadi cinderamata khas Pulau Belitung. Keberadaannya semakin dikenal lantaran partisipasi Firman di pameran-pameran berskala internasional dan nasional. Juga kejujuran dan keramahan Firman Satam dalam menarik hati pelanggannya.(*)




[+/-] Selengkapnya...